Selamat datang di Blog GenJo SMA Trimurti

Rabu, 30 November 2011

SMAN 10 Malang jalin kerjasama dengan SMA Trimurti dalam pengelolaan limbah cair sekolah


            "Preserving the environment, is not complete without the cooperation...." yah ungkapan itu memang benar adanya. Upaya pelestarian lingkungan tidak akan berhasil tanpa melibatkan pihak-pihak terkait yang dapat mendukung program-program lingkungan. Pagi ini (30/11) sekitar pukul 09.00 WIB rombongan kepala sekolah SMAN 10 Malang the Sampoerna International Boarding school tiba dibumi Trimurti Surabaya. "Adapun maksud dan tujuan rombongan tersebut ke SMA Trimurti tak lain dan tak bukan guna menjalin kerjasama mengenai pengelolaan limbah cair yang dihasilkan oleh sekolah serta asrama dari SMAN 10 Malang" tegas Mudjiono, selaku Kepala sekolah SMA Trimurti Surabaya.
Melihat IPAL yg ada di depan kantin
SMA Trimurti
            Rombongan SMAN 10 Malang yang datang terdiri dari ibu kepala sekolah, 4 guru pengajar bidang studi biologi, 3 guru pengajar bidang studi kimia serta 6 orang dari akademy sampoerna. Mereka sangat antusias dan berharap banyak dapat menimba ilmu serta informasi mengenai IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) SMATRIM.Rombongan ini, disambut oleh kepala SMA Trimurti di ruang multimedia.
            SMAN 10 Malang merupakan sekolah Adiwiyata Nasional dan juga sekolah binaan dari PT.Sampoerna, tbk. yang banyak memiliki program-program berkaitan dengan peningkatan kualitas lingkungan. Salah satu program yang belum berhasil yaitu pengelolaan limbah cair sekolah. Oleh sebab itu beberapa waktu ini mereka sering kali melakukan kunjungan ke instansi-instansi yang sekiranya dapat memberikan informasi serta wawasan mengenai program-program lingkungan. "Yah.........kita mencoba keluar kandang, kalo ingin sebuah mahakarya lingkungan, meski rasanya sulit untuk mendapatkan perijinan dari instansi, tegas Niken, selaku Kepala sekolah SMAN 10 Malang saat bersalaman dengan dewan guru SMA Trimurti.
Mengajarkan Beberapa Cara Mendaur Ulang
Kertas  Manjadi Barang Berguna
            Acara penyambutan tamu dari SMAN 10 Malang ini, diawali dengan acara perkenalan rombongan dari masing-masing instansi, selanjutnya sambutan dari Kepala sekolah SMATRIM mengawali yang kemudian disusul oleh sambutan kepala sekolah SMAN 10 Malang. Selesai acara sambutan, Ita Nuriati sebagai pembina lingkungan hidup memberikan paparan mengenai IPAL sekolah. "Waduh kayak ujian skripsi waktu di bangku kuliah saya, masak saya satu orang, sedangkan pihak SMAN 10 Malang mengajukan pertanyaan sekitar 15 pertanyaan, tandas ita sambil berwajah penuh semangat. Ita agak mengeluh dalam menjawab 15 pertanyaan, pasalnya guru lingkungan yang serekan dengan ita yang paham betul mengenai IPAL sekolah sudah purna tugas dan pindah tempat tinggal ke Jakarta. Sedangkan kepala sekolah yang baru tidak begitu paham dengan sistem kerja serta pengelolaan bangunan dari IPAL sekolah. "Yaaaah tapi ndak apa-apa, yang penting meraka puas dan merasa mendapatkan wawsan dengan jawaban yang saya ajukan, tambah ita nuriati yang saat itu sedang bercengkerama dengan anggota GenJo (Tim lingkungan Generasi Ijo, SMATRIM). Setelah pemaparan IPAL oleh ita, rombongan SMAN 10 Malang melakukan survey lapangan ke tempat IPAL SMATRIM yang dibangun didepannya kantin sekolah. Rombongan SMAN 10 Malang ini melakukan uji kualitas air IPAL dengan menggunakan pH universal, larutan buffer serta peralatan water monitoring kit. Selesai uji kualitas air IPAL, rombongan SMAN 10 Malang belajar pengelolaan sampah kering kepada tim Gen Jo SMATRIM. Rombongan SMAN 10 Malang belajar menganyam plastik, melakukan daur ulang botol plastik, daur ulang origami serta pemanfaatan sampah kering lainnya. Para tim Gen Jo sangat antusias sekali dalam melakukan pembelajaran menganyam bungkus plastic. “rombongan SMAN 10 malang itu ambisi banget dalam membuat origami, tegas Gian sebagai tim GenJo yang mengajari tim SMAN 10 Malang dengan telaten. Rombongan ini berpamitan dari SMA trimurti tepat pukul 12.15 WIB dan berharap mereka dapat mengaplikasikan IPAL sekolah SMATRIM di instansinya.
                Kawan, mari kita lestarikan lingkungan semaksimal mungkin. Sesemangat rombongan SMAN 10 Malang dating keSurabaya. Save water for future……dengan air yang bersih untuk anak cucu, maka kehidupan dibumi kita ini akan terus indah, Salam Environment (Tim GenJo.red)






monggo...kalau mau lihat foto selengkapnya bisa dilihat DISINI

Senin, 28 November 2011

Daur Ulang Sedotan Plastik


Pengajaran Cara Menyambungkan
"Gag gak......gag kuat..........gag, gag gag gag gag level, aku gag level dengan sampah yang kotor" hemmm tampaknya lirik yel-yel itu selalu terpatri dihati siswa-siswa SMA Trimurti. Kenyataannya memang kehidupan dan aktivitas selalu menghasilkan sampah untuk menunjang kehidupan. siang itu (23/11) semua siswa XII IPA 1 sampai IPA 5 saat sepulang sekolah berupaya melakukan daur ulang sedotan plastik. "Ya...namanya juga plastik kan, meski berbentuk sedotan mungil....yang namanya plastik ya terurainya ditanah itu lamaaaaaaa,,,,,,,,butuh waktu 50-70 tahun" celetuh triartha salah satu siswa XII IPA 2 yang antusias memotong-motong sedotan sebagai bahan daur ulang.
Pengerjaan
                " Siswa-siswa XII IPA1-IPA 5 melakukan daur ulang ini dimulai dengan mengumpulkan sampah sedotan plastik berwarna bening yang diperoleh dari pemilahan sampah koperasi sekolah dan kantin sekolah. Mereka melakukan aktivitas ini dengan sangat antusias tidak peduli laki-laki atau perempuan,semuanya sibuk bekerja dikelas masing-masing.Sampah sedotan yang diperoleh dicuci bersih dan selanjutnya dipotong-potong sepanjang kurang lebih 1 cm.Setelah dipotong-potong, sedotan dirangkai dengan menggunakan benang wol berwarna menarik kuning, ungu, merah, hitam, yeahhh sesuka hati si orang yang mau membuat rangkaian sedotan. "Rangkaian sedotan yang dirangkai menggunakan benang dan jarum itu cara kerjanya dengan rumus 1-2,1-2" tegas syarifa, siswa yang sudah mendapatkan untaian sedotan terlebar. "Rumus 1-2,1-2 itu merupakan rumus menguntai yang diajarkan bu ita kepada kami untuk mendapatkan hasil untaian yang memiliki nilai estetika atau nilai keindahan yang maksimal",tambah Leriana alliyu (teman syarifa) sambil sibuk memanjangkan benang wol warna ungu saat ditemui tim Gen Jo.
                "Langkah awal menguntai, yaitu dengan memasukkan 1 potong sedotan kedalam benang,selanjutnya 2 sedotan....dari sini,maka akan didapatkan bentukan segitiga. Dan seterusnya, mengambil 1 potong sedotan, menambahkan 2 potong sedotan lagi, hingga terbentuk banyak bangun segitiga", kata bu Ita Nuriati sambil keliling mendampingi siswa-siswanya berkreasi. Saat bangun-bangun segitiga terbentuk, lama kelamaan bangun segitiga itu akan membentuk lingkaran, sehingga si pendaur ulang dapat membuat barang yang diinginkan, misalnya tas, taplak, dompet, hiasan gelas, tatakan bawahan piring, dan lain sebagainya.

Hasil Jadinya
                Daur ulang ini dilakukan selain untuk mengurangi jumlah sampah dilingkungan sekolah, meningkatkan kreatifitas dan kebersamaan siswa, selain itu juga bermanfaat untuk menghasilkan barang yang akan dijual pada saat pameran lingkungan dibulan desember mendatang di aula SMA Trimurti. Kawan.....mari bersama, mengelola sampah dengan baik.Salah satunya dengan recycle (mendaur ulang sampah) agar kehidupan di bumi ini tidak terganggu oleh dampak-dampak sampah yang merugikan anak cucu kita mendatang, kalau bukan kita.....lalu siapa lagi????"Let's save our eart,act now....or never!!!!bagaimana dengan anda???? (Tim GenJo.red)

Minggu, 27 November 2011

Tim Gen Jo SMATRIM menyulap kempyeng tutup botol menjadi boneka

Kumpulan Sampah Kempyeng
       Kreatifitas merupakan bagian yang  dapat dihubungkan dengan berbagai ranah kehidupan. Begitu juga dengan pelestarian lingkungan, tidak lepas dari kreatifitas. Pagi ini (23/11) sepulang sekolah, anak-anak yang tergabung  dalam Gen Jo menggabungkan kreatifitas untuk mengubah sampah kempyeng (tutup botol besi) dari soft drink yang merupakan sampah dari kantin-kantin sekolah menjadi boneka atau hiasan dinding yang lebih berguna.  Sampah kempyeng ini merupakan sampah anorganik yang memiliki masa urai lama 80-100 tahun  (hasil penelitian) sehingga keberadaannya sampah ini disekitar kita sangat merugikan lingkungan.
Proses Pengerjaan
Dengan semangat 45, sambil duduk-duduk dibawah mading lingkungan, crew Gen Jo yang diketuai oleh magita ns ini memulai aktifitasnya dengan memilah-milah kempyeng yang terkumpul berdasarkan bentuk dan warnanya. Selanjutnya kempyeng tersebut dilubangi bagian tengahnya dengan menggunakan paku dan palu. Setelah semua kempyeng terlubangi, langkah berikutnya yaitu menyusun kempyeng  tersebut menjadi untaian yang dimasukkan lubangnya kedalam  benang karet menjadi badan,kaki dan lengan kerangka boneka. “jika kerangka badan, kaki dan lengan sudah terbentuk langkah selanjutnya hanya tinggal memberi bentuk muka yang memanfaatkan bekas bola pimpong warna putih yang kita beri coretan warna hitam untuk mata dan mulut boneka, tegas Yuardi sebagai salah satu tim Gen Jo.
Saat kerangka dan muka boneka sudah siap, maka anggota Gen Jo yang lain menyiapkan baju boneka yang dibuat dari sisa kain bekas yang berasal dari sisa sampah pelajaran kesenian. Setelah baju siap, kemudian langkah terakhir yaitu memasang rambut boneka yang diperoleh dengan memanfaatkan sisa-sisa benang hitam yang dibawa desi rahma dari sisa menjahit ibunya dirumah.
Hasil Jadinya
Setelah rambut dipasang, bentukan boneka sudah terlihat. Dan boneka siap ditempelkan dimedia triplek atau kotak keranjang yang diinginkan. “Akhirnya...jadi dec boneka kempyeng yang kita harapkan..... “ celetuh arvir, anggota Gen Jo kelas sepuluh yang selalu gethol terhadap upaya-upaya daur ulang yang kerap kali dilakukan. Nah, dengan upaya ini, maka keberadaan sampah kempyeng dibumi trimurti dapat terkurangi serta mengasah kreatifitas dari siswa trimurti, dengan keberadaan samdpah kempyeng yang terkurangi, maka lingkungan akan terhindar dari sampah yang memiliki notabene “sukar terurai”. Dengan demikian ada langkah serta pemikiran kita untuk menjadikan lingkungan kita tetap lestari (tim gen Jo,red).


moggo....kalau mau lihat foto selengkapnya bisa di lihat DISINI

Rabu, 23 November 2011

Origami,bukan poligami..................



Pengguntingan Kertas Bekas
   "Sampahnya banyak lagi....aq bingung karena sampah"...hehehe...tampak nya fenomena itu klooop dengan yel yel kelompok Gen Jo dalam Eco school. Ya begitulah adanya....sampah brosur -brosur yang sudah tidak digunakan lagi menumpuk di ruang BK (Bimbingan Konseling) serta ruang perpustakaan SMA Trimurti. Pagi itu,minggu tanggal 20 November 2011 tim Gen JO sebagian panen kompos dan sebagian lagi mengumpulkan sampah bekas brosur-brosur, leaflet dan sejenisnya yang merupakan sampah sekolah.
            Dari sampah brosur yang ada, kami mencoba membuat barang yang berguna yang berbentuk susunan kertas yang dibentuk menyerupai angsa, vas bunga, tempat tissue,dll.Yeaaah kita menyebutnya sebagai origami, banyak juga yang nyeletuh ngesih nama poligami..."waduh kertas pakek di poligami segala...mana mau???hehehe....
         
Penyusunan kertas Lipatan
 Pembuatan origami ini,kami dibimbing oleh bu Ita Nuriati selaku guru lingkungan kami, dan kita lakukan didepan kelas XI IPA 3 SMATRIM. Kita membuat origami ini tidak langsung jadi 1 hari, tapi kita membutuhkan waktu sekitar 4 hari untuk membuat lipatan-lipatan kertasnya. Langkah pertama pembuatan origami ini yaitu dengan mengumpulkan kertas brosur-brosur atau kalender bekas, gunting serta penggaris.Selanjutnya sampah kertas bekas tersebut dipotong-potong berbentuk persegi panjang dengan ukuran 13 x 10 cm. Kemudian guntingan kertas persegi panjang tersebut kita lipat-lipat menjadi bentukan segitiga-segitiga (mirip bentukan awal membuat kapal-kapalan saat kita sekolah SD). Nah, jika bentukan segitiga-segitiga itu sudah terbuat bnyak...langkah selanjutnya yaitu memilah-milah bentukan tersebut berdasarkan warnanya. Jika bentukan segitiga-segitiga tersebut sudah kita pilah berdasarkan warnanya, selanjutnya kita hanya tinggal menyusun menjadi bentukan angsa, mangkuk,vas bunga, burung serta bentuk lain yang berguna secara fungsional dan indah dipandang (memiliki nilai estetika).Yeeee......selesai dec,origami siap di pamerkan, dan siap di jual....ayo siapa yang mau beli???????tar beli plus plus...plus dapat ilmu untuk membuatnya dari tim Gen Jo SMATRIM.(crew Gen Jo)...
Hasil Jadinya
  

Minggu, 20 November 2011

Eco Teacher (Senior) of the Week Ita Nuriati; Gelorakan Pemanfaatan Sampah Kering Dan Budi Daya Tanaman Anggrek Di SMA Trimurti

Ita Nurati, Eco Teacher (Senior) of the Week 
dari SMA Trimurti Surabaya
Menurut Ita Nuriati, guru pembina lingkungan hidup SMA Trimurti Surabaya, untuk program khususnya pembiasaan lingkungan harus dilaksanakan dengan penuh kesabaran. Pasalnya, manusia dengan lingkungan hidupnya itu adalah sistem terdekat kita. “Bila lingkungan itu bersih dan segar, pasti hidup kita begitu juga,” ujar Ita Nuriati, peraih penghargaan Eco Teacher (Senior) of the Week ini.
Perempuan ini ironis bila melihat remaja jaman sekarang yang tidak bertanggung jawab pada sampah yang dihasilkannya dengan membuang sembarangan. Alasan tersebut membuatnya mau menjadi promotor bagi anak-anak didiknya di SMA Trimurti untuk program peduli lingkungan hidup .
Ita Nuriati melakukan pencatatan kualitas air 
hasil pengolahan melalui instalasi pengolahan 
air limbah sekolah
Selama 3 tahun mengajar di sekolah yang beralamatkan di Jalan Gubernur Suryo no. 3, Ita Nuriati mendapatkan banyak pengalaman yang beraneka macam. Diantara pengalaman yang masih diingat Ita Nuriati adalah saat meminta siswanya untuk membawa pohon jambu dari rumah yang akan ditanam di sekolah. Siswa-siswanya hanya membawa “pohon” dari hasil memotongnya layaknya stek.
“Alasannya waktu itu, mereka tidak tahu dan ada yang tidak mau repot, karena siswa sekolah ini statusnya mereka orang mampu,” tegas Ita.  Awalnya mereka juga tidak bisa membedakan mana tanah, pupuk dan kerikil. Sehingga ketika menanam, para siswa itu hanya sekedar menanam. Tapi karena fenomena itulah Ita Nuriati mengabdi menjadi pembina lingkungan di SMA Trimurti.
Sebagai pembina lingkungan yang setiap hari mengajar 10 jam pendidikan lingkungan, Ita selalu memotivasi siswanya untuk berpikir kreatif. Diantaranya dalam memanfaatkan sampah plastik agar bisa bermanfaat. “Tidak peduli lali-laki atau perempuan semua harus bisa memanfaatkan sampah plastik, terutama dengan menganyam agar bisa menjadi tas, tempat pensil atau taplak meja,” tutur Ita yang mempunyai hobi budidaya tanaman anggrek.
Ita dan pembibitan tanaman sansivera
karya siswa-siswanya
Bagi dia, semua muridnya harus bisa bersikap peduli lingkungan, tanpa pembedaan. “Mereka harus bisa berpartisipasi untuk pelestarian lingkungan hidup. Hasil karya dari kader lingkungan maupun siswa sering dipamerkan, seperti anting-anting, bros, gantungan kunci dan bunga dari plastik,” ucap Ita Nuriati. Tidak jarang ahkan siswa didikannya berinisiatif menjual produk daur ulang sampah kering yang sudah dihasilkan.
Ita Nuriati menyampaikan bahwa awalnya tim lingkungan hidup SMA Trimurti meminta modal kepada sekolah. “Kami diberi modal sekolah seratus dua puluh ribu rupiah untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi anting-anting, gantungan kunci dan bros untuk dijual ke warga sekolah,” ujar Ita Nuriati.
Anak didik Ita Nuriati juga sering berpartisipasi dalam peringatan hari lingkungan hidup. Diantaranya peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diperingati setiap 5 November. Lebih dari 100 siswa yang mengikuti kegiatan pelepasan liaran puluhan burung gereja dan 2 tupai di Taman Apsari, belakang gedung SMA Trimurti. Kegiatan yang berdurasi  2 jam itu bertujuan melestarikan keaneragaman hayati di perkotaan.
“Siswa sangat senang saat melihat tupai yang kami beli dari pasar hewan langsung lari keatas pohon tidak berhenti sama sekali,” tutur Ita Nuriati. Dia menambahkan bahwa kepala SMA Trimurti sangat mendukung program peduli lingkungan hidup diantaranya peringatan hari-hari  lingkungan hidup.  Ita juga mengatakan bahwa kepala sekolah terus memotivasi tim kader lingkungannya.”Terus berpikir global dengan bertindak lokal,” ucap Ita menirukan pesan kepala SMA Trimurti.
Selama melakukan melakukan pembinaan, Ita terus berusaha membuat kader lingkungannya semakin berkembang. Kedepannya pembina yang suka makan gado-gado ini akan membuat green house dan pembibitan anggrek kultur jaringan di lantai 3. Bagi dia, rencana ini sangat bagus untuk membantu kader lingkungan menumbuhkan bakat dan jiwa berbisnisnya. “Bila nanti berhasil, tidak hanya akan mengoleksi tanaman anggrek tapi juga akan dijual,” ucap Ita Nuriati.
Beberapa program yang sudah dilakukan tapi terkendala seperti urban farming akan diperbaiki kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Kemarin itu banyak sekali tanaman sayur kami yang habis dimakan oleh tikus. Tapi habis ini akan kami tanam kembali dan diberi pestisida biar tidak ada hama,” tutur Ita Nuriati.

Gen Jo, saat nya panen kompos.......

                Kurang lebih 3 bulan sejak pembuatan kompos dengan metode takakura 18 Agustus 2011,yeeeeaaah begitulah tepatnya, sekarang tanggal 20 November 2011 keranjang takakura yang berisi komposnya Gen jo (Tim Lingkungan SMA Trimurti,generasi hijau) yang berjumlah 4 dibelakang kelas XI IPA2 dan  1 kranjang takakura di laboratorium Biologi sudah siap dipanen.Siang tadi para wajah-wajah Gen Jo siap melakukan panen kompos dibelakang kelas XI IPA1. Keranjang takakura yang akan dipanen dikumpulkan semua,selanjutnya kompos yang sudah jadi dituang dialas yang sudah disiapkan,selain itu kita juga menyiapkan cetok serta kantong untuk menyimpan hasil panen yang sudah jadi.
Proses Pengayakan







Pemberian Informasi

                Tahap selanjutnya, kompos tersebut diambil bagian yang halus (bahasa jawanya diayak) dengan memanfaatkan tutup takakura.Setelah pengayakan dilakukan, didapatkan hasil kompos yang sudah halus.Kompos yang kasar, kami simpan guna pengomposan selanjutnya (stater bakteri untuk sampah organik basah yang akan diisi ke takakura selanjutnya). Kemudian, pupuk kompos yang sudah jadi kita masukkan ke kantong dengan menggunakan sekrop untuk dimanfaatkan memupuk tanaman toga, sansivera, adenium serta tanaman hias lain disekitar sekolah. Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, pupuk kompos yang dipupukkan ketanaman 80 % diserap oleh tanaman dan sisanya akan terbawa oleh arus air atau menguap ke udara,serta berfungsi meningkatkan hara tanah (unsur C,H,N,O).Hal ini berbanding terbalik dengan pupuk buatan pabrik yang hanya 30 % diserap oleh tanaman dan sisanya terbawa oleh arus air atau menguap keudara.Dengan demikian pengoptimalan pembuatan pupuk kompos sangatlah bermanfaat untuk lingkungan.
            Dengan wajah penuh keringat,para Gen Jo bersemangat membersihkan keranjang Takakura setelah dipanen serta berencana mengisinya lagi dengan memanfaatka sampah organik basah dari kantin atau aktifitas praktikum dilaboratorium yang menghasilkan sampah basah. Gen Jo masih memiliki 4 keranjang takakura yang belum dipanen,rencananya akan dipanen bulan depan. Ayo Gen Jo.....kurangi sampah-sampah yang tidak berguna,menjadi barang yang bermanfaat untuk lingkungan dan sekitarnya.....S A L A M   E N V I R O N M E NT !!


untuk foto yang lebih lengkap bisa dilihat  di sini