Selamat datang di Blog GenJo SMA Trimurti

Minggu, 20 November 2011

Eco Teacher (Senior) of the Week Ita Nuriati; Gelorakan Pemanfaatan Sampah Kering Dan Budi Daya Tanaman Anggrek Di SMA Trimurti

Ita Nurati, Eco Teacher (Senior) of the Week 
dari SMA Trimurti Surabaya
Menurut Ita Nuriati, guru pembina lingkungan hidup SMA Trimurti Surabaya, untuk program khususnya pembiasaan lingkungan harus dilaksanakan dengan penuh kesabaran. Pasalnya, manusia dengan lingkungan hidupnya itu adalah sistem terdekat kita. “Bila lingkungan itu bersih dan segar, pasti hidup kita begitu juga,” ujar Ita Nuriati, peraih penghargaan Eco Teacher (Senior) of the Week ini.
Perempuan ini ironis bila melihat remaja jaman sekarang yang tidak bertanggung jawab pada sampah yang dihasilkannya dengan membuang sembarangan. Alasan tersebut membuatnya mau menjadi promotor bagi anak-anak didiknya di SMA Trimurti untuk program peduli lingkungan hidup .
Ita Nuriati melakukan pencatatan kualitas air 
hasil pengolahan melalui instalasi pengolahan 
air limbah sekolah
Selama 3 tahun mengajar di sekolah yang beralamatkan di Jalan Gubernur Suryo no. 3, Ita Nuriati mendapatkan banyak pengalaman yang beraneka macam. Diantara pengalaman yang masih diingat Ita Nuriati adalah saat meminta siswanya untuk membawa pohon jambu dari rumah yang akan ditanam di sekolah. Siswa-siswanya hanya membawa “pohon” dari hasil memotongnya layaknya stek.
“Alasannya waktu itu, mereka tidak tahu dan ada yang tidak mau repot, karena siswa sekolah ini statusnya mereka orang mampu,” tegas Ita.  Awalnya mereka juga tidak bisa membedakan mana tanah, pupuk dan kerikil. Sehingga ketika menanam, para siswa itu hanya sekedar menanam. Tapi karena fenomena itulah Ita Nuriati mengabdi menjadi pembina lingkungan di SMA Trimurti.
Sebagai pembina lingkungan yang setiap hari mengajar 10 jam pendidikan lingkungan, Ita selalu memotivasi siswanya untuk berpikir kreatif. Diantaranya dalam memanfaatkan sampah plastik agar bisa bermanfaat. “Tidak peduli lali-laki atau perempuan semua harus bisa memanfaatkan sampah plastik, terutama dengan menganyam agar bisa menjadi tas, tempat pensil atau taplak meja,” tutur Ita yang mempunyai hobi budidaya tanaman anggrek.
Ita dan pembibitan tanaman sansivera
karya siswa-siswanya
Bagi dia, semua muridnya harus bisa bersikap peduli lingkungan, tanpa pembedaan. “Mereka harus bisa berpartisipasi untuk pelestarian lingkungan hidup. Hasil karya dari kader lingkungan maupun siswa sering dipamerkan, seperti anting-anting, bros, gantungan kunci dan bunga dari plastik,” ucap Ita Nuriati. Tidak jarang ahkan siswa didikannya berinisiatif menjual produk daur ulang sampah kering yang sudah dihasilkan.
Ita Nuriati menyampaikan bahwa awalnya tim lingkungan hidup SMA Trimurti meminta modal kepada sekolah. “Kami diberi modal sekolah seratus dua puluh ribu rupiah untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi anting-anting, gantungan kunci dan bros untuk dijual ke warga sekolah,” ujar Ita Nuriati.
Anak didik Ita Nuriati juga sering berpartisipasi dalam peringatan hari lingkungan hidup. Diantaranya peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional diperingati setiap 5 November. Lebih dari 100 siswa yang mengikuti kegiatan pelepasan liaran puluhan burung gereja dan 2 tupai di Taman Apsari, belakang gedung SMA Trimurti. Kegiatan yang berdurasi  2 jam itu bertujuan melestarikan keaneragaman hayati di perkotaan.
“Siswa sangat senang saat melihat tupai yang kami beli dari pasar hewan langsung lari keatas pohon tidak berhenti sama sekali,” tutur Ita Nuriati. Dia menambahkan bahwa kepala SMA Trimurti sangat mendukung program peduli lingkungan hidup diantaranya peringatan hari-hari  lingkungan hidup.  Ita juga mengatakan bahwa kepala sekolah terus memotivasi tim kader lingkungannya.”Terus berpikir global dengan bertindak lokal,” ucap Ita menirukan pesan kepala SMA Trimurti.
Selama melakukan melakukan pembinaan, Ita terus berusaha membuat kader lingkungannya semakin berkembang. Kedepannya pembina yang suka makan gado-gado ini akan membuat green house dan pembibitan anggrek kultur jaringan di lantai 3. Bagi dia, rencana ini sangat bagus untuk membantu kader lingkungan menumbuhkan bakat dan jiwa berbisnisnya. “Bila nanti berhasil, tidak hanya akan mengoleksi tanaman anggrek tapi juga akan dijual,” ucap Ita Nuriati.
Beberapa program yang sudah dilakukan tapi terkendala seperti urban farming akan diperbaiki kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Kemarin itu banyak sekali tanaman sayur kami yang habis dimakan oleh tikus. Tapi habis ini akan kami tanam kembali dan diberi pestisida biar tidak ada hama,” tutur Ita Nuriati.

0 komentar:

Posting Komentar