|
Kumpulan Sampah Kempyeng |
Kreatifitas merupakan bagian yang dapat dihubungkan dengan berbagai ranah kehidupan. Begitu juga dengan pelestarian lingkungan, tidak lepas dari kreatifitas. Pagi ini (23/11) sepulang sekolah, anak-anak yang tergabung dalam Gen Jo menggabungkan kreatifitas untuk mengubah sampah kempyeng (tutup botol besi) dari soft drink yang merupakan sampah dari kantin-kantin sekolah menjadi boneka atau hiasan dinding yang lebih berguna. Sampah kempyeng ini merupakan sampah anorganik yang memiliki masa urai lama 80-100 tahun (hasil penelitian) sehingga keberadaannya sampah ini disekitar kita sangat merugikan lingkungan.
|
Proses Pengerjaan |
Dengan semangat 45, sambil duduk-duduk dibawah mading lingkungan, crew Gen Jo yang diketuai oleh magita ns ini memulai aktifitasnya dengan memilah-milah kempyeng yang terkumpul berdasarkan bentuk dan warnanya. Selanjutnya kempyeng tersebut dilubangi bagian tengahnya dengan menggunakan paku dan palu. Setelah semua kempyeng terlubangi, langkah berikutnya yaitu menyusun kempyeng tersebut menjadi untaian yang dimasukkan lubangnya kedalam benang karet menjadi badan,kaki dan lengan kerangka boneka. “jika kerangka badan, kaki dan lengan sudah terbentuk langkah selanjutnya hanya tinggal memberi bentuk muka yang memanfaatkan bekas bola pimpong warna putih yang kita beri coretan warna hitam untuk mata dan mulut boneka, tegas Yuardi sebagai salah satu tim Gen Jo.Saat kerangka dan muka boneka sudah siap, maka anggota Gen Jo yang lain menyiapkan baju boneka yang dibuat dari sisa kain bekas yang berasal dari sisa sampah pelajaran kesenian. Setelah baju siap, kemudian langkah terakhir yaitu memasang rambut boneka yang diperoleh dengan memanfaatkan sisa-sisa benang hitam yang dibawa desi rahma dari sisa menjahit ibunya dirumah.
|
Hasil Jadinya |
Setelah rambut dipasang, bentukan boneka sudah terlihat. Dan boneka siap ditempelkan dimedia triplek atau kotak keranjang yang diinginkan. “Akhirnya...jadi dec boneka kempyeng yang kita harapkan..... “ celetuh arvir, anggota Gen Jo kelas sepuluh yang selalu gethol terhadap upaya-upaya daur ulang yang kerap kali dilakukan. Nah, dengan upaya ini, maka keberadaan sampah kempyeng dibumi trimurti dapat terkurangi serta mengasah kreatifitas dari siswa trimurti, dengan keberadaan samdpah kempyeng yang terkurangi, maka lingkungan akan terhindar dari sampah yang memiliki notabene “sukar terurai”. Dengan demikian ada langkah serta pemikiran kita untuk menjadikan lingkungan kita tetap lestari (tim gen Jo,red).
moggo....kalau mau lihat foto selengkapnya bisa di lihat DISINI
0 komentar:
Posting Komentar